DISTORSI BAHASA KOMUNIKASI POLITIK JOKOWI MENGENAI PEMBANGUNAN PAPUA

Authors

  • Hanifah Islamiyah Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.32534/jike.v4i2.1662

Abstract

Pemimpin politik kerap menggunakan penuturan bahasa untuk melindungi kekuasaannya. Distorsi bahasa dalam komunikasi politik dirumuskan oleh Mochtar Pabottingi yakni distorsi bahasa sebagai topeng, distorsi bahasa sebagai proyek lupa, distorsi bahasa sebagai representasi, dan distorsi bahasa sebagai ideologi. Bahayanya distorsi  bahasa dengan tujuan menguatkan kekuasaan Jokowi dapat menjadikan negara yang totalitarianisme. Penelitian ini hendak mengetahui distorsi dalam penggunaan bahasa sebagai komunikasi politik yang dilakukan oleh Jokowi mengenai pembangunan infrastruktur di Papua. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif, yakni menganalisis bahasa yang memiliki fungsi yang bermacam-macam ketika dikomunikasikan, utamanya dalam menyampaikan ideologi program kepemimpinannya. Hasilnya adalah Jokowi menggunakan distorsi bahasa sebagai topeng untuk menarasikan Papua dikesampingkan, distorsi bahasa sebagai representasi untuk menggambarkan kondisi Papua tidak seperti yang sebenarnya, distorsi bahasa sebagai proyek lupa untuk melupakan aspek antropologis suku Papua, dan distorsi bahasa sebagai ideologi agar dapat dipahami dan menjadi maklum atas segala dampak yang diakibatkan daripada hal itu serta sila ke-lima Pancasila landasan pembangunan Jokowi.

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

Islamiyah, H. (2021). DISTORSI BAHASA KOMUNIKASI POLITIK JOKOWI MENGENAI PEMBANGUNAN PAPUA. JIKE : Jurnal Ilmu Komunikasi Efek, 4(2), 192–210. https://doi.org/10.32534/jike.v4i2.1662

Issue

Section

Articles