RITUALISASI NADRAN SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTARA BUDAYA DAN AGAMA

Authors

DOI:

https://doi.org/10.32534/jsfk.v12i01.1445

Keywords:

Ritual, Nadran, Komunikasi, Budaya, Agama

Abstract

Ritual merupakan ekspresi dari sistem upacara keagamaan yang merefleksikan adanya hubungan manusia dengan alam spiritual. Bagi pelakunya, ritual memiliki fungsi sosial yang sangat penting, yaitu mengintegrasikan individu-individu dalam masyarakat dan menjadi instrumen untuk menyalurkan energi negatif (Ismail, 2012:1). Dalam konteks upacara Nadran, ritualisasi yang dilakukan  masyarakat  pesisir  ini  secara  implisit  mempunyai  nilai-nilai  filosofi  yang  kuat. Solidaritas, etis, kultural, dan religius adalah bentuk refleksi yang tercipta dari simbol-simbol pada upacara pesta laut yang diselenggarakan setiap setahun sekali ini. Jika sebelum kedatangan Islam prosesi Nadran lebih menonjolkan pada kulturalisasi Hinduisme, maka pasca-Islam hadir di bumi pertiwi, tradisi Nadran tidak lagi dimaknai sebagai persembahan kepada Sanghyang Jagat Batara (penguasa alam semesta). Mantra-mantra yang dibacakan dalam prosesi Nadran juga dikonversi menjadi kumpulan doa-doa bernuansa islami  yang dipimpin oleh tokoh muslim. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:8) menjelaskan, metode penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena  pada  awalnya  metode  ini  lebih  banyak  digunakan  untuk  penelitian  bidang  antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ritualisasi Nadran memiliki dimensi yang sangat universal meskipun masih sebatas dimensi kultural. Tradisi Nadran merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pesisir sekaligus sebagai manifestasi upaya manusia untuk mendapatkan ketenangan  rohaniah.  Tradisi Nadran  mampu  memberikan  kontribusi  positif  bagi  pertumbuhan ekonomi  masyarakat  setempat  sekaligus  sebagai  sarana  untuk  mempertahankan  dan melestarikan budaya lokal.

Downloads

Published

2018-06-29

How to Cite

RITUALISASI NADRAN SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTARA BUDAYA DAN AGAMA. (2018). SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat Dan Komunikasi, 12(01), 1-6. https://doi.org/10.32534/jsfk.v12i01.1445

Most read articles by the same author(s)