A KAJIAN SEMIOTIKA DALAM TRADISI TIBAN DARI MASYARAKAT TULUNGAGUNG DAN SEKITARNYA

Authors

  • Anita Rahayu UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
  • Bagus Wahyu Setyawan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

DOI:

https://doi.org/10.32534/jsfk.v18i1.4268

Abstract

Tradisi Tiban merupakan Tradisi yang banyak ditemukan di daerah Tulungagug dan sekitarnya. Tujuan dari dilakukannya Tradisi ini untuk meminta hujan turun setelah lama kemarau dan kekerigan air. Peserta Tiban yaitu para laki-laki akan saling bertarung mencambuk satu sama lainnya, walaupun tercambuk peserta Tiban tidak merasa terluka karena memeliki ilmu atau pegangan yang kuat. Sebelum melakukan Tiban harus meminta izin pada tokoh sekitar dan melakukan upacara sesajen dengan nasi Tumpeng, ayam Ingkung (ayam panggang) dan tidak lupa melakukan sholat Istiqa sebagai bukti tanda bahwa nantinya hujan yang turun berasal dari Allah SWT. Selama Tiban berlangsung akan diiringi oleh musik gamelan agar lebih sakral. Tubuh peserta Tiban yang tercambuk akan mengeluarkan darah, banyak orang menyakini jika darah yang mengalir akan menurunkan hujan. Generasi mudah harus tetap melestarikan Tradisi Tiban, karena terdapat banyak nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan untuk kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat Jawa juga terkenal mencintai tradisi yang sudah diwariskan oleh leluhur dan berjalan lama, karena merupakan warisan budaya yang bernilai mahal baik secara budaya, material, norma, maupun agama.

Keywords:

Kata Kunci: Tradisi, Semiotika, Tulungagung, Tiban

References

Mendeley dan Zotero

Downloads

Published

2024-07-22

How to Cite

Rahayu, A., & Wahyu Setyawan, B. (2024). A KAJIAN SEMIOTIKA DALAM TRADISI TIBAN DARI MASYARAKAT TULUNGAGUNG DAN SEKITARNYA. SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat Dan Komunikasi, 18(1), 30–36. https://doi.org/10.32534/jsfk.v18i1.4268