REPRESENTASI SUKU PAPUA DALAM NARASI FILM ANAK

Analisis Narasi Teks Film “Denias, Senandung di Atas Awan” dan “Di Timur Matahari”

Authors

  • Primada Qurrota Ayun Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.32534/jsfk.v14i01.1512

Abstract

Film merupakan salah satu media massa, fungsi dari media massa adalah menyampaikan informasi dan sebagai media pendidikan. Film anak, secara tidak langsung mampu menghadirkan sebuah representasi, penggambaran terhadap realitas melalui narasinya.. Film “Denias - Senandung di Atas Awan” dan “Di Timur Matahari”, merupakan film yang mencoba menggambarkan representasi Suku Papua. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Materialist Film Theory by Siegfried Kraucauer dan Representation of Stuart Hall. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan naratif teks milik Murphet dan alur cerita milik Stanton. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Suku Papua direpresentasikan sebagai sosok masyarakat yang termarginalkan, minoritas, bersifat etnosentris, dan berbeda dengan suku yang lain di Indonesia. Namun, Alenia Picture berusaha menawarkan hadirnya sosok Suku Papua yang baru, yaitu suku yang terbuka, diperhatikan dan mendapatkan hak berupa pendidikan serta kehidupan yang damai.

 

Film is one of the mass media, the function of the mass media is to convey information and as a medium of education. Children's films, are indirectly able to present a representation, a depiction of reality through its narrative. The films "Denias - Senandung di Atas Awan" and "Di Timur Matahari", are films that try to portray the representation of the Papuan Tribe. The theory used in this research is Materialist Film Theory by Siegfried Kraucauer and Representation of Stuart Hall. This research is a qualitative research using Murphet's narrative text and Stanton's storyline. The results of this study indicate that the Papuan ethnic group is represented as a marginalized, minority, ethnocentric society, and is different from other ethnic groups in Indonesia. However, Alenia Picture tries to offer the presence of a new Papuan ethnic figure, a tribe that is open, cared for and has rights in the form of education and a peaceful life.

Keywords:

Film Anak, Representasi, Naratif Teks, Children’s Film, Stereotype, Narrative texs

References

Cahasta, Louvikar Alfan. (2011). “Kebinnekaan ala Televisi”. http://remotivi.or.id/pendapat/kebinnekaan-ala-televisi. Diakses tanggal 22 Februari 2013.

Christiani, Lintang Citra. (2017). Representasi Identitas Suku Papua Dalam Serial Drama Remaja Diam-Diam Suka. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media, 1(1) (2017), 15.

Griffin, EM. (2000). A First Look At Communication Theory. McGraw- Hill Company

Gudykunst, William B dan Bella Mody. (2002). Handbook of International and Intercultural Communication 2nd Edition. Thousand Oaks, Sage

Gumono, Abednego Tri. (2017). Analisis Film Denias dengan Pendekatan Pragmatik. POLYGLOT : JURNAL ILMIAH, 13 (1), 69-77.

Hall, Stuart. (1997) Representation : Cultural Representation and Signifying. Sage.

Jensen, Klaus Bruhn & Nicholas W. Jankowski. (1991). A Handbook of Qualitative Methodologies for Mass Communication Research. Routledge.

Kurniawan, Heru. (2009). Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Graha Ilmu.

LittleJohn, Stephen W. Dan Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Salemba Humanika.

MacDougall, David. (2006). The Corporeal Image – Film, Etnography, And Senses. Princeton University Press.

Mast, Gerald dan Marshall Cohen. (1979). Film Theory And Criticism. Oxford Univesity Press.

Nurnisya, Frizky Yulianti. (2009). Pentingnya Mediasi Orang Tua Bagi Anak Saat Menonton Televisi, Jurnal Komunikator. 1(2). 105-220.

Sunarto. (2000). Analisis Wacana Ideologi Gender Media Anak-anak. Mimbar dan Yayasan Adikarya Ikapi.

Widjojo, Muridan S. (2009). Papua Road Map. Serpico.

Downloads

Published

2020-12-07

How to Cite

Ayun, P. Q. (2020). REPRESENTASI SUKU PAPUA DALAM NARASI FILM ANAK: Analisis Narasi Teks Film “Denias, Senandung di Atas Awan” dan “Di Timur Matahari”. SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat Dan Komunikasi, 14(01), 31–38. https://doi.org/10.32534/jsfk.v14i01.1512