PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KELINCAHAN, KOORDINASI MATA-TANGAN, DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Authors

  • Supriyono Supriyono UNNES
  • Siti Baitul Mukarromah Program Studi S1-Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
  • Sahri Sahri Program Studi S1-Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.32534/ply.v3i1.3902

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional SOS, santalan, dan engklek terhadap kelincahan, koordinasi mata-tangan, dan daya ledak otot tungkai pada anak usia 9-10 tahun.

Metode penelitian yang digunakan yaitu Non-equivalent Control Group Design dilakukan pada anak kelas 4 yang berjumlah 21 sampel, yang dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok SOS (n=7), kelompok santalan (n=7), dan kelompok engklek (n=7), dalam 3 kali seminggu selama 6 minggu. Subjek diberikan instrumen tes kelincahan, koordinasi mata-tangan, dan daya ledak otot tungkai sebelum dan sesudah perlakuan. Uji hipotesis menggunakan uji one way anova.

Berdasarkan analisis data perbedaan rerata kelincahan pada kelompok SOS lebih tinggi dibandingkan kelompok santalan dan engklek (15,84±0,94; 16,96±0,63; 15,39±0,39; p<0,05). Perbedaan rerata koordinasi mata-tangan pada kelompok Santalan lebih tinggi dibandingkan kelompok SOS dan engklek (9,57±2,4; 8,00±3,27; 4,14±1,21; p<0,05), perbedaan rerata daya ledak otot tungkai pada kelompok Engklek lebih tinggi dibandingkan kelompok SOS dan santalan (26,29±4,99; 20,86±5,58; 19,57±3,10; p<0,05).

Disimpulkan hasil penelitian bahwa SOS lebih baik dalam meningkatkan kemampuan kelincahan dibandingkan latihan permainan tradisional santalan dan engklek. Santalan lebih baik dalam meningkatkan koordinasi mata-tangan. Engklek lebih baik dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai.

Keywords:

permainan tradisional, koordinasi mata-tanga, daya ledak otot tungkai

Published

2023-12-21