TAFSIR MUQARAN AYAT POLIGAMI DALAM KITAB TAFSIR AL-MANAR DAN AL-MUNIR

Telaah Terhadap Surat Al-Nisa Ayat 3

Abstrak

Diskursus dan praktik poligami dalam Islam masih menimbulkan perbedaan pendapat. Demikian pula yang terjadi di kalangan ahli tafsir. Kajian ini menganalisis Surah An-Nisa` ayat 3 yang notabene sering dijadikan acuan dalam berpoligami dalam perspektif pemikiran dua tokoh tafsir kontemporer dengan latar belakang keilmuan dan sosio historis yang berbeda, yaitu Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar dan Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir. Penelitian deskriptif komparatif ini merupakan kajian kepustakaan. Penelitian ini berusaha mencari perbedaan dan persamaan dari kedua tokoh tersebut terkait pemaknaan Surah An-Nisa` ayat 3 terutama terkait poligami. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa  Muhammad Abduh memandang poligami sebagai suatu yang sangat sulit dilakukan oleh seseorang di era sekarang, hal ini tak terlepas dari syarat poligami yaitu menemukan keadilan khususnya keadilan batiniyyah yang sulit direalisasikan serta dampak yang dihasilkan lebih cenderung menimbulkan kemudaratan atau kerusakan. Sedangkan Wahbah Az-Zuhaili cenderung melonggarkan praktik poligami, misalnya dalam berbagai kondisi, seperti mandulnya istri, banyaknya jumlah wanita serta pemaknaan dari konsep keadilan yang bersifat material. Perbedaan kedua tokoh tersebut terjadi dikarenakan kondisi sosio histrois dan metode yang digunakan dalam menafsirkan suatu ayat. Muhammad Abduh cenderung menggunakan akal rasionalnya dalam menafsirkan suatu ayat. Sedangkan Wahbah Az-Zuhaili mengacu pada nalar tekstualitas Alquran. Namun keduanya memiliki persamaan dalam hal sama-sama menjadikan konsep keadilan sebagai syarat mutlak seseorang dibolehkannya poligami.